Assalamu'alaikum... Me? I just a simple girl with nothing. Real moeslem and love my religion so much. Excited to the new ones. Try to learn English and Mandarin. Pshycology? Why not? I love that! Want to study together? Ahhhh too bored to study LOL. Let's study together! KPOP? Very interesting and I'd loved too! Why not learn reading Al-Qur'an first? Okay, we can study together about everything that you want because all knowledges are important.
Jumat, 14 November 2014
Quote for Today (2014 Nov 14)
"Jodoh sudah diatur oleh Alloh, dan jodoh tidak akan tertukar. Jodoh itu ketika sudah terjadinya ijab qobul, jika setelah menikah terjadi perpisahan, maka disitulah jodoh mereka berakhir. Makanya jangan galau dan resah gara-gara jodoh karena Allah sudah memasang"kan hambaNya dan itu tidak akan pernah salah. Jangan takut jodoh tidak ada atau tertukar, dan jangan terlalu bermimpi untuk seperti bidadari di surga karena bidadari di surga sebenarnya sangat iri pada kita(perempuan) yang ada dibumi dan ketika kita(perempuan) masuk surga, bidadari bukanlah pesaing kita namun menjadi teman".
Ajaran Islam Tidak Membuat Susah
Ternyata ajaran Islam tidaklah membuat susah. Ajaran Islam itu mengandung rahmat dan petunjuk hidayah. Sehingga orang yang menjalankan ajaran Al Qur’an dan Sunnah akan mendapatkan kebahagian dunia dan akhirat.
Allah Ta’ala berfirman,
طه (1) مَا أَنْزَلْنَا عَلَيْكَ الْقُرْآَنَ لِتَشْقَى (2) إِلَّا تَذْكِرَةً لِمَنْ يَخْشَى (3) تَنْزِيلًا مِمَّنْ خَلَقَ الْأَرْضَ وَالسَّمَاوَاتِ الْعُلَا (4)
“Thoha. Kami tidak menurunkan Al Quran ini kepadamu agar kamu menjadi susah; tetapi sebagai peringatan bagi orang yang takut (kepada Allah), yaitu diturunkan dari Allah yang menciptakan bumi dan langit yang tinggi.” (QS. Thoha: 1-4).
Faedah pertama
Ayat kedua dari surat Thoha menerangkan bahwa ketika Al Qur’an diturunkan oleh Allah pada Rasul-Nya -shallallahu ‘alaihi wa sallam-, lalu beliau dan sahabatnya membacanya, lantas orang-orang musyrik Quraisy berkata, “Al Qur’an itu diturunkan kepada Muhammad melainkan hanya membuat susah.” Lantas turunlah ayat di atas, surat Thoha ayat 1-4. Demikian kata Juwaibir dari Dhohak. Hal ini disebutkan oleh Ibnu Katsir dalam kitab tafsirnya. Sehingga ayat di atas menunjukkan bahwa Al Qur’an itu bukan menyusahkan umatnya, malah mempermudah. Oleh karenanya, Qotadah mengatakan,
لا والله ما جعله شقاء، ولكن جعله رحمة ونورًا، ودليلا إلى الجنة
“Tidak, wallahi (demi Allah), Al Qur’an tidaklah diturunkan untuk menyusahkan. Akan tetapi, Al Qur’an adalah rahmat dan cahaya, serta petunjuk menuju surga.”
Faedah kedua
Al Qur’an itu mendatangkan kebaikan yang banyak. Disebutkan oleh Ibnu Katsir, “Tidaklah seperti yang disangkakan oleh orang musyrik. Bahkan siapa yang Allah beri ilmu, itu berarti diinginkan padanya kebaikan yang banyak. Sebagaimana disebutkan dalam hadits Bukhari-Muslim, dari Mu’awiyah, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ يُرِدِ اللَّهُ بِهِ خَيْرًا يُفَقِّهْهُ فِى الدِّينِ
“Barangsiapa yang dikehendaki Allah kebaikan, maka ia akan diberi kepahaman dalam agama.” (HR. Bukhari no. 71 dan Muslim no. 1037).”
Faedah ketiga
Al Qur’an berisi perinngatan halal dan haram. Dalam ayat yang kita kaji disebutkan,
إِلَّا تَذْكِرَةً لِمَنْ يَخْشَى
“Tetapi sebagai peringatan bagi orang yang takut (kepada Allah)”, yang dimaksud adalah bahwa Allah menurunkan kitab-Nya dan mengutus Rasul-Nya sebagai rahmat, tanda kasih sayang pada hamba. Juga pengutusan tersebut bermaksud sebagai jalan sampainya peringatan sehingga yang mendengarnya bisa mengambil manfaat. Peringatan yang diturunkan oleh Allah ini mengandung halal dan haram. Demikian dijelaskan oleh Ibnu Katsir rahimahullah.
Faedah keempat
Al Qur’an adalah sebagai peringatan bagi orang yang takut pada Allah Ta’ala. Karena orang yang tidak takut pada Allah, tidak bermanfaat Qur’an bagi dirinya. Bagaimana bisa bermanfaat sedangkan ia tidak beriman pada surga dan neraka, juga dalam hatinya tidak ada khosyatullah (rasa takut pada Allah) walau seberat dzarroh (semut kecil)? Demikian nasehat berharga dari Syaikh ‘Abdurrahman bin Nashir As Sa’di dalam kitab tafsirnya. Oleh karenanya, dalam ayat lain, Allah Ta’ala berfirman,
سَيَذَّكَّرُ مَنْ يَخْشَى * وَيَتَجَنَّبُهَا الأشْقَى * الَّذِي يَصْلَى النَّارَ الْكُبْرَى
“Orang yang takut (kepada Allah) akan mendapat pelajaran, dan orang-orang yang celaka (kafir) akan menjauhinya. (Yaitu) orang yang akan memasuki api yang besar (neraka).” (QS. Al A’laa: 10-12).
Pelajaran penting dari pembahasan tafsir kali ini, Al Qur’an dan ajaran Islam tidak menyusahkan, bahkan ajaran yang mudah. Oleh karenanya, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِنَّ الدِّينَ يُسْرٌ
“Sesungguhnya agama Islam itu mudah.” (HR. Bukhari no. 39).
Selengkapnya di website kami Rumaysho.Com >> http://rumaysho.com/t…/ajaran-islam-tidak-membuat-susah-3150
Kamis, 13 November 2014
Kyuhyun drops MV teaser for 'At Gwanghwamun'
Super Junior's Kyuhyun has released yet another teaser to prepare fans for his solo release coming up, this time in the form of a MV teaser!
As mentioned before, Kyuhyun will be releasing his first solo mini album 'At Gwanghwamun', and these teasers continue to set us up for the autumn-appropriate ballads to come.
His mini album will drop on the 13th, which is the day that he will also hold a small concert at Yes24 Move Hall to celebrate his solo release. He will then take to music shows to perform his new song, starting with the 14th's broadcast of 'Music Bank'!
Kyuhyun dominates charts with his song 'At Gwanghwamun'
Congratulations to SM's latest solo artist, Kyuhyun, who released mini album 'At Gwanghwamun', earlier today!
His solo mini album's title track of the same name, released at midnight KST, has already topped all the major music charts like MelOn, Genie, Naver, Mnet, Olleh, Bugs, andmonkey3, with the exception of those that SM does not distribute its music through. It seems not only fans but music listeners as well were eager to hear the autumn-appropriate ballads from the singer.
With his release and the news of his song topping charts, Kyuhyun tweeted, "I have to sleep if I want to sing tomorrow.... But I'm so happy I can't sleep."
If you're in need of more Kyuhyun, stay tuned for the MV that's coming our way!
Kyuhyun reveals he shed tears of happiness seeing his song rank high on music charts
At his mini concert on November 13, Kyuhyun told his fans his thoughts about receiving such a positive response for his solo album 'At Gwanghwamun'.
When asked about his song topping music charts, the Super Junior member, "Who knew this would happen?...I think the fans and the fact that it's the fall season helped."
He also added, "It's an album that I've been preparing for a really long time, so I wasn't able to sleep last night. When I first saw the song climb to #3, tears started to come to my eyes without me realizing. I wondered if it was a dream... I had a lot of desire to sing. I hope that many people listen to 'At Gwanghwamun' and spend this lonely winter even lonelier (laughs)."
Kyuhyun also tweeted, "Thank you to everyone who came today!! My Ryeowook, Leeteuk, hyungs, my Changmin, and the pretty Lee Ji Ae announcer. And my ELF, thank you^^,"along with the photos below.
Kyuhyun also tweeted, "Thank you to everyone who came today!! My Ryeowook, Leeteuk, hyungs, my Changmin, and the pretty Lee Ji Ae announcer. And my ELF, thank you^^,"along with the photos below.
As mentioned before, Kyuhyun topped all the major music charts' real-time ranking with his title track. Congrats on your solo debut, Kyuhyun!
TABARRUJ, DANDANAN ALA JAHILIYAH WANITA MODERN
Oleh
Ustadz Abdullah bin Taslim Al-Buthoni, MA
Ustadz Abdullah bin Taslim Al-Buthoni, MA
Istilah “jilbab gaul”, “jilbab modis” atau “jilbab keren”…tentu tidak asing di telinga kita, karena nama-nama ini sangat populer dan ngetrend di kalangan para wanita muslimah. Bahkan kebanyakan dari mereka merasa bangga dengan mengenakan jilbab model ini dan beranggapan ini lebih sesuai dengan situasi dan kondisi di jaman sekarang. Ironisnya lagi, sebagian dari mereka justru menganggap jilbab yang sesuai dengan syariat adalah kuno, kaku dan tidak sesuai dengan tuntutan jaman.
Padahal, bukankah Allah Subhanahu wa Ta’ala yang mensyariatkan hukum-hukum dalam Islam lebih mengetahui segala sesuatu yang mendatangkan kebaikan bagi hamba-hamba-Nya dan Dialah yang mensyariatkan bagi mereka hukum-hukum agama yang sangat sesuai dengan kondisi mereka di setiap jaman dan tempat? Allah Azza wa Jalla berfirman:
أَلا يَعْلَمُ مَنْ خَلَقَ وَهُوَ اللَّطِيفُ الْخَبِيرُ
“Bukankah Allah yang menciptakan (alam semesta beserta isinya) maha mengetahui (segala sesuatu)? Dan Dia Maha Halus lagi Maha Mengetahui” [al-Mulk:14]
Dan bukankah Allah Jalaa Jalaaluh maha sempurna pengetahuan-Nya sehingga tidak ada satu kebaikanpun yang luput dari pengetahuan-Nya dan tidak mungkin ada satu keutamaanpun yang lupa disyariatkan-Nya dalam agama-Nya?
Maha suci Allah Subhanahu wa Ta’ala yang berfirman:
لا يَضِلُّ رَبِّي وَلا يَنْسَى
“Rabb-ku (Allah Azza wa Jalla) tidak akan salah dan tidak (pula) lupa” [Thaahaa: 52].
Dalam ayat lain, Dia Jalaa Jalaaluh berfirman:
وَمَا كَانَ رَبُّكَ نَسِيًّا
“Dan Rabb-mu (Allah Subhanahu wa Ta’ala) tidak mungkin lupa” [Maryam: 64].
Dan maha benar Allah Subhanahu wa Ta’ala yang berfirman:
إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالإحْسَانِ وَإِيتَاءِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ
“Sesungguhnya Allah memerintahkan (kepadamu) untuk berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran” [an-Nahl:90].
Ayat yang mulia ini menunjukkan bahwa semua perkara yang dilarang oleh Allah Azza wa Jalla dalam Islam pasti membawa kepada keburukan dan kerusakan, sebagaimana semua perkara yang diperintahkan-Nya pasti membawa kepada kebaikan dan kemaslahatan [1]
Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala merahmati imam ‘Izzuddin ‘Abdul ‘Aziz bin ‘Abdis Salam yang memaparkan keindahan agama Islam ini dalam ucapan beliau: “…Maka Allah Subhanahu wa Ta’ala memerintahkan kepada para hamba-Nya melalui lisan Rasul-Nya Shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan segala kebaikan dan kemaslahatan, serta melarang mereka dari segala dosa dan permusuhan…
Demikian pula Dia Jalaa Jalaaluh memerintahkan kepada mereka untuk meraih segala kebaikan (dengan) memenuhi (perintah) dan mentaati-Nya, serta menjauhi segala keburukan (dengan) berbuat maksiat dan mendurhakai-Nya, sebagai kebaikan dan anugerah (dari-Nya) kepada mereka, karena Dia maha kaya (dan tidak butuh) kepada ketaatan dan ibadah mereka.
Maka Dia Azza wa Jalla menyampaikan kepada mereka (dalam Islam) hal-hal yang membawa segala kebaikan dan petunjuk bagi mereka agar mereka mengerjakannya, serta hal-hal yang membawa segala keburukan dan kesesatan bagi mereka agar mereka menjauhinya.
Dan Dia Subhanahu wa Ta’ala menyampaikan kepada mereka bahwa Syaithan adalah musuh bagi mereka agar mereka memusuhi dan tidak menurutinya. Maka Dia Jalaa Jalaaluh menjadikan segala kebaikan di dunia dan akhirat hanya dicapai dengan mentaati perintah(-Nya) dan menjauhi perbuatan maksiat (kepada)-Nya” [2]
Antara Jilbab Syar’i Dan Jilbab Gaul
Berdasarkan keterangan di atas, maka setiap muslim yang beriman kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dan kebenaran agama-Nya wajib meyakini bahwa semua aturan yang Allah Jalaa Jalaaluh tetapkan dalam Islam tentang pakaian dan perhiasan bagi wanita muslimah adalah untuk kemaslahatan/kebaikan serta penjagaan bagi kesucian diri dan kehormatan mereka.
Berdasarkan keterangan di atas, maka setiap muslim yang beriman kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dan kebenaran agama-Nya wajib meyakini bahwa semua aturan yang Allah Jalaa Jalaaluh tetapkan dalam Islam tentang pakaian dan perhiasan bagi wanita muslimah adalah untuk kemaslahatan/kebaikan serta penjagaan bagi kesucian diri dan kehormatan mereka.
Lihatlah misalnya pensyariatan jilbab (pakaian yang menutupi semua aurat secara sempurna [3]) bagi wanita ketika berada di luar rumah dan hijab/tabir untuk melindungi perempuan dari pandangan laki-laki yang bukan mahramnya. Keduanya bertujuan sangat mulia, yaitu untuk kebaikan dan menjaga kesucian bagi kaum perempuan.
Allah Jalaa Jalaaluh berfirman:
يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ قُلْ لأزْوَاجِكَ وَبَنَاتِكَ وَنِسَاءِ الْمُؤْمِنِينَ يُدْنِينَ عَلَيْهِنَّ مِنْ جَلابِيبِهِنَّ ذَلِكَ أَدْنَى أَنْ يُعْرَفْنَ فَلا يُؤْذَيْنَ وَكَانَ اللَّهُ غَفُورًا رَحِيمًا
“Hai Nabi, katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu, dan istri-istri orang mukmin agar hendaklah mereka mengulurkan jilbab-jilbab mereka ke seluruh tubuh mereka. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, sehingga mereka tidak diganggu/disakiti. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang” [al-Ahzaab: 59]
Dalam ayat ini Allah menjelaskan kewajiban memakai jilbab bagi wanita dan hikmah dari hukum syariat ini, yaitu: “supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, sehingga mereka tidak diganggu/disakiti”.
Syaikh Abdurrahman as-Sa'di berkata: “Ini menunjukkan bahwa gangguan (bagi wanita dari orang-orang yang berakhlak buruk) akan timbul jika wanita itu tidak mengenakan jilbab (yang sesuai dengan syariat). Hal ini dikarenakan jika wanita tidak memakai jilbab, boleh jadi orang akan menyangka bahwa dia bukan wanita yang 'afifah (terjaga kehormatannya), sehingga orang yang ada penyakit (syahwat) dalam hatiya akan mengganggu dan menyakiti wanita tersebut, atau bahkan merendahkan/melecehkannya… Maka dengan memakai jilbab (yang sesuai dengan syariat) akan mencegah (timbulnya) keinginan-keinginan (buruk) terhadap diri wanita dari orang-orang yang mempunyai niat buruk” [4]
Dalam ayat lain, Allah Azza wa Jalla berfirman:
وَإِذَا سَأَلْتُمُوهُنَّ مَتَاعًا فَاسْأَلُوهُنَّ مِنْ وَرَاءِ حِجَابٍ ذَلِكُمْ أَطْهَرُ لِقُلُوبِكُمْ وَقُلُوبِهِنَّ
“Dan apabila kamu meminta sesuatu (keperluan) kepada mereka (isteri-isteri Nabi), maka mintalah dari belakang tabir. Cara yang demikian itu lebih suci bagi hatimu dan hati mereka” [al-Ahzaab:53]
Syaikh Muhammad bin Ibrahim Alu asy-Syaikh berkata: “(Dalam ayat ini) Allah menyifati hijab/tabir sebagai kesucian bagi hati orang-orang yang beriman, laki-laki maupun perempuan, karena mata manusia kalau tidak melihat (sesuatu yang mengundang syahwat, karena terhalangi hijab/tabir) maka hatinya tidak akan berhasrat (buruk). Oleh karena itu, dalam kondisi ini hati manusia akan lebih suci, sehingga (peluang) tidak timbulnya fitnah (kerusakan) pun lebih besar, karena hijab/tabir benar-benar mencegah (timbulnya) keinginan-keinginan (buruk) dari orang-orang yang ada penyakit (dalam) hatinya” [5]
Sebagaimana wajib diyakini bahwa semua perbuatan yang menyelisihi ketentuan Allah Subhanahu wa Ta’ala ini akan menimbulkan berbagai kerusakan dan keburukan bagi kaum perempuan bahkan kaum muslimin secara keseluruhan.
Oleh karena itulah, Allah Subhanahu wa Ta’ala melarang keras perbuatan tabarruj (menampakkan kecantikan dan perhiasan ketika berada di luar rumah [6]) bagi kaum perempuan dan menyerupakannya dengan perbuatan wanita di jaman Jahiliyah. Allah Azza wa Jalla berfirman:
وَقَرْنَ فِي بُيُوتِكُنَّ وَلَا تَبَرَّجْنَ تَبَرُّجَ الْجَاهِلِيَّةِ الْأُولَى
“Dan hendaklah kalian (wahai istri-istri Nabi) menetap di rumah-rumah kalian dan janganlah kalian bertabarruj (sering keluar rumah dengan berhias dan bertingkah laku) seperti (kebiasaan) wanita-wanita Jahiliyah yang dahulu” [al-Ahzaab:33].
Arti Tabarruj Dan Penjabarannya
Secara bahasa tabarruj berarti menampakkan perhiasan bagi orang-orang asing (yang bukan mahram). [7]
Secara bahasa tabarruj berarti menampakkan perhiasan bagi orang-orang asing (yang bukan mahram). [7]
Imam asy-Syaukani berkata: “at-Tabarruj adalah dengan seorang wanita menampakkan sebagian dari perhiasan dan kecantikannya yang (seharusnya) wajib untuk ditutupinya, yang ini dapat memancing syahwat (hasrat) laki-laki” [8]
Syaikh ‘Abdur Rahman as-Sa’di ketika menafsirkan ayat di atas, beliau berkata: “Arti ayat ini: Janganlah kalian (wahai para wanita) sering keluar rumah dengan berhias atau memakai wewangian, sebagaimana kebiasaan wanita-wanita Jahiliyah yang dahulu, mereka tidak memiliki pengetahuan (agama) dan iman. Semua ini dalam rangka mencegah keburukan (bagi kaum wanita) dan sebab-sebabnya”. [9]
Syaikh Bakr Abu Zaid berkata: “Ketika Allah Azza wa Jalla memerintahkan kaum perempuan untuk menetap di rumah-rumah mereka maka Allah Azza wa Jalla melarang mereka dari (perbuatan) tabarruj wanita-wanita Jahiliyah, (yaitu) dengan sering keluar rumah atau keluar rumah dengan berhias, memakai wewangian, menampakkan wajah serta memperlihatkan kecantikan dan perhiasan mereka yang Allah perintahkan untuk disembunyikan.
Tabarruj (secara bahasa) diambil dari (kata) al-burj (bintang, sesuatu yang terang dan tampak), di antara (makna)nya adalah berlebihan dalam menampakkan perhiasan dan kecantikan, seperti kepala, wajah, leher, dada, lengan, betis dan anggota tubuh lainnya, atau menampakkan perhiasan tambahan.
Hal ini dikarenakan seringnya (para wanita) keluar rumah atau keluar dengan menampakkan (perhiasan dan kecantikan mereka) akan menimbulkan fitnah dan kerusakan yang besar (bagi diri mereka dan masyarakat)” [10]
Dari keterangan di atas dapat kita simpulkan bahwa penjabaran makna tabarruj meliputi dua hal, yaitu:
1. Seringnya seorang wanita keluar rumah, karena ini merupakan sebab terjadinya fitnah dan kerusakan. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Sesungguhnya wanita adalah aurat, maka jika dia keluar (rumah) Syaithan akan mengikutinya (menghiasainya agar menjadi fitnah bagi laki-laki), dan keadaanya yang paling dekat dengan Rabbnya (Allah Azza wa Jalla) adalah ketika dia berada di dalam rumahnya”. [11]
Imam al-Qurthubi, ketika menafsirkan ayat di atas, beliau berkata: “Makna ayat ini adalah perintah (bagi kaum perempuan) untuk menetapi rumah-rumah mereka. Meskipun (asalnya) ini ditujukan kepada istri-istri Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam, akan tetapi secara makna (wanita-wanita) selain mereka (juga) termasuk dalam perintah tersebut. Ini seandainya tidak ada dalil yang khusus (mencakup) semua wanita. Padahal (dalil-dalil dalam) syariat Islam penuh dengan (perintah) bagi kaum wanita untuk menetapi rumah-rumah mereka dan tidak keluar rumah kecuali karena darurat (terpaksa)” [12]
Syaikh ‘Abdul ‘Aziz bin Baz berkata: “Allah Subhanahu wa Ta’ala memerintahkan bagi seorang wanita untuk menetap di rumahnya dan tidak keluar rumah kecuali untuk kebutuhan yang mubah (diperbolehkan dalm Islam) dengan menetapi adab-adab yang disyariatkan (dalam Islam). Sungguh Allah telah menamakan (perbuatan) menetapnya seorang wanita di rumahnya dengan “qaraar” (tetap, stabil, tenang), ini mengandung arti yang sangat tinggi dan mulia. Karena dengan ini jiwanya akan tenang, hatinya akan damai dan dadanya akan lapang. Maka dengan keluar rumah akan menyebabkan keguncangan jiwanya, kegalauan hatinya dan kesempitan dadanya, serta membawanya kepada keadaan yang akan berakibat keburukan baginya” [13]
Di tempat lain, beliau berkata: “Allah Azza wa Jalla memerintahkan para wanita untuk menetapi rumah-rumah mereka, karena keluarnya mereka dari rumah sering menjadi sebab (timbulnya) fitnah. Dan sungguh dalil-dalil syariat menunjukkan bolehnya mereka keluar rumah jika ada keperluan (yang sesuai syariat), dengan memakai hijab (yang benar) dan menghindari memakai perhiasan, akan tetapi menetapnya mereka di rumah adalah (hukum) asal dan itu lebih baik bagi mereka serta lebih jauh dari fitnah” [14]
Syaikh Muhammad Nashiruddin al-Albani berkata: “(Hukum) asalnya seorang wanita tidak boleh keluar dari rumahnya kecuali kalau ada keperluan (yang sesuai dengan syariat), sebagaimana yang disebutkan dalam hadits shahih (riwayat) imam al-Bukhari (no. 4517) ketika turun firman Allah Azza wa Jalla:
وَقَرْنَ فِي بُيُوتِكُنَّ وَلَا تَبَرَّجْنَ تَبَرُّجَ الْجَاهِلِيَّةِ الْأُولَى
“Dan hendaklah kalian (wahai istri-istri Nabi) menetap di rumah-rumah kalian dan janganlah kalian bertabarruj (sering keluar rumah dengan berhias dan bertingkah laku) seperti (kebiasaan) wanita-wanita Jahiliyah yang dahulu” [al-Ahzaab:33]
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Sungguh Allah telah mengizinkan kalian (para wanita) untuk keluar (rumah) jika (ada) keperluan kalian (yang dibolehkan dalam syariat)” [15]
Bahkan menetapnya wanita di rumah merupakan ‘aziimatun syar’iyyah (hukum asal yang dikuatkan dalam syariat Islam), sehingga kebolehan mereka keluar rumah merupakan rukhshah (keringanan) yang hanya diperbolehkan dalam keadaan darurat atau jika ada keperluan. Oleh karena itulah, Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam tiga ayat al-Qur’an [16] menisbatkan/menggandengkan rumah-rumah kepada para wanita, padahal jelas rumah-rumah yang mereka tempati adalah milik para suami atau wali mereka, ini semua menunjukkan bahwa selalu menetap dan berada di rumah adalah keadaan yang sesuai dan pantas bagi mereka. [17]
2. Keluar rumah dengan menampakkan kecantikan dan perhiasan yang seharusnya disembunyikan di hadapan laki-laki yang bukan mahramnya..
Syaikh ‘Abdul ‘Aziz bin Baz berkata: “Allah Subhanahu wa Ta’ala memerintahkan kaum perempuan untuk menetapi rumah-rumah mereka dan melarang mereka dari perbuatan tabarruj (ala) jahiliyyah, yaitu menampakkan perhiasan dan kecantikan, seperti kepala, wajah, leher, dada, lengan, betis dan perhiasan (keindahan wanita) lainnya, karena ini akan (menimbulkan) fitnah dan kerusakan yang besar, serta mengundang diri kaum lelaki untuk melakukan sebab-sebab (yang membawa kepada) perbuatan zina…” .[18]
Allah Azza wa Jalla memerintahkan kaum wanita untuk menyembunyikan perhiasan dan kecantikan mereka dalam firman-Nya:
وَلاَ يَضْرِبْنَ بِأَرْجُلِهِنَّ لِيُعْلَمَ ما يُخْفِيْنَ مِنْ زِيْنَتِهِنَّ
“Dan janganlah mereka (para wanita) memukulkan kaki mereka agar orang mengetahui perhiasan yang mereka sembunyikan”. [an-Nuur: 31]
.
Perhiasan yang dilarang untuk ditampakkan dalam ayat ini mencakup semua jenis perhiasan, baik yang berupa anggota badan mereka maupun perhiasan tambahan yang menghiasi fisik mereka.
.
Perhiasan yang dilarang untuk ditampakkan dalam ayat ini mencakup semua jenis perhiasan, baik yang berupa anggota badan mereka maupun perhiasan tambahan yang menghiasi fisik mereka.
Syaikh ‘Abdul ‘Aziz bin Baz berkata: “Perhiasan wanita yang dilarang untuk ditampakkan adalah segala sesuatu yang disukai oleh laki-laki dari seorang wanita dan mengundangnya untuk melihat kepadanya, baik itu perhiasan/keindahan asal (anggota badan mereka) ataupun perhiasan yang bisa diusahakan (perhiasan tambahan yang menghiasi fisik mereka), yaitu semua yang ditambahkan pada fisik wanita untuk mempercantik dan menghiasi dirinya” [19].
Ancaman Keras Dan Keburukan Tabarruj
Dari Abdullah bin ‘Amr bin al-‘Ash Radhiyallahu anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Akan ada di akhir umatku (nanti) wanita-wanita yang berpakaian (tapi) telanjang, di atas kepala mereka (ada perhiasan) seperti punuk unta, laknatlah mereka karena (memang) mereka itu terlaknat (dijauhkan dari rahmat Allah Subhanahu wa Ta’ala)”.
Dari Abdullah bin ‘Amr bin al-‘Ash Radhiyallahu anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Akan ada di akhir umatku (nanti) wanita-wanita yang berpakaian (tapi) telanjang, di atas kepala mereka (ada perhiasan) seperti punuk unta, laknatlah mereka karena (memang) mereka itu terlaknat (dijauhkan dari rahmat Allah Subhanahu wa Ta’ala)”.
Dalam hadits lain ada tambahan: “Mereka tidak akan masuk Surga dan tidak dapat mencium bau (wangi)nya, padahal sungguh wanginya dapat dicium dari jarak sekian dan sekian” [20]
Dalam hadits ini terdapat ancaman keras yang menunjukkan bahwa perbuatan tabarruj termasuk dosa besar, karena dosa besar adalah semua dosa yang diancam oleh Allah dengan Neraka, kemurkaan-Nya, laknat-Nya, azab-Nya, atau terhalang masuk Surga. Oleh karena itu, seluruh kaum muslimin bersepakat menyatakan haramnya tabarruj, sebagaimana penjelasan imam ash-Shan’ani [21].
Imam al-Qadhi ‘Iyadh al-Yahshubi memasukkan perbuatan tabarruj ke dalam dosa-dosa besar berdasarkan hadits di atas, dalam kitab beliau “al-Mu’lim syarhu shahiihi Muslim” (1/243).
Ancaman dan keburukan tabarruj lainnya yang disebutkan dalam dalil-dalil yang shahih adalah sebagai berikut [22]:
1. Tabarruj adalah sunnah Jahiliyah, sebagaimana dalam firman Allah:
وَقَرْنَ فِي بُيُوتِكُنَّ وَلَا تَبَرَّجْنَ تَبَرُّجَ الْجَاهِلِيَّةِ الْأُولَى
“Dan hendaklah kalian (wahai istri-istri Nabi) menetap di rumah-rumah kalian dan janganlah kalian bertabarruj (sering keluar rumah dengan berhias dan bertingkah laku) seperti (kebiasaan) wanita-wanita Jahiliyah yang dahulu” [al-Ahzaab:33].
2. Tabarruj digandengakan dengan syirik, zina, mencuri dan dosa-dosa besar lainnya, sehingga Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjadikan salah satu syarat untuk membai’at para wanita muslimah dengan meninggalkan tabarruj. Dari Abdullah bin ‘Amr bin al-‘Ash Radhiyallahu anhu, beliau berkata: Umaimah bintu Ruqaiqah datang menemui Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk membai’at beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam atas agama Islam. Maka Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Aku membai’at kamu atas (dasar) kamu tidak menyekutukan Allah dengan sesuatu, tidak mencuri, tidak berzina, tidak membunuh anak-anakmu, tidak berbuat dusta yang kamu ada-adakan antara kedua tangan dan kakimu, tidak meratapi mayat, dan tidak melakukan tabarruj (sering keluar rumah dengan berhias dan bertingkah laku) seperti (kebiasaan) wanita-wanita Jahiliyah yang dahulu” [23]
3. Ancaman keras dengan kebinasan bagi wanita yang melakukan tabarruj. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Ada tiga golongan manusia yang jangan kamu tanyakan tentang mereka (karena mereka akan ditimpa kebinasaan besar): orang yang meninggalkan jamaah (kaum muslimin) dan memberontak kepada imamnya (penguasa/pemerintah) lalu dia mati dalam keadaan itu, budak wanita atau laki-laki yang lari (dari majikannya) lalu dia mati (dalam keadaan itu), dan seorang wanita yang (ketika) suaminya tidak berada di rumah (dalam keadaan) telah dicukupkan keperluan dunianya (hidupnya), lalu dia melakukan tabarruj setelah itu, maka jangan tanyakan tentang mereka ini” [24]
4. Imam adz-Dzahabi menjadikan perbuatan tabarruj yang dilakukan oleh banyak wanita termasuk sebab yang menjadikan mayoritas mereka termasuk penghuni Neraka [25], na’uudzu billahi min dzaalik. Ucapan beliau akan kami nukil secara lengkap dalam makalah ini, insya Allah.
Syaikh Muhammad bin Ibrahim Alu asy-Syaikh [26] menjelaskan secara khusus keburukan-keburukan perbuatan tabarruj berdasarkan dalil-dali dalam al-Qur’an dan sunnah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, di antaranya sebagai berikut:
- Tabarruj adalah maksiat kepada Allah dan Rasul-Nya Shallallahu ‘alaihi wa sallam, sebagaimana dalil-dalil yang telah kami sebutkan.
- Tabarruj akan membawa laknat dan dijauhkan dari rahmat Allah, sebagaimana sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam: “Akan ada di akhir umatku (nanti) wanita-wanita yang berpakaian (tapi) telanjang, di atas kepala mereka (ada perhiasan) seperti punuk unta, laknatlah mereka karena (memang) mereka itu terlaknat (dijauhkan dari rahmat Allah Subhanahu wa Ta’ala)” [27].
- Tabarruj termasuk sifat wanita penghuni Nereka, sebagaimana sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam: “Ada dua golongan termasuk penghuni Neraka yang aku belum melihat mereka: (pertama) orang-orang yang memegang cambuk seperti ekor sapi, (digunakan) untuk memukul/menyiksa manusia, (kedua) Wanita-wanita yang berpakaian (tapi) telanjang…” [28]
- Tabarruj adalah kesuraman dan kegelapan pada hari kiamat. Syaikh Muhammad bin Ibrahim Alu asy-Syaikh di sini berdalil dengan sebuah hadits yang lemah tapi maknanya benar.
- Tabarruj adalah perbuatan fahisyah (keji). Karena wanita adalah aurat, maka menampakkan aurat termasuk perbuatan keji dan dimurkai oleh Allah, Syaithanlah yang menyuruh manusia melakukan perbuatan keji. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
إِنَّمَا يَأْمُرُكُمْ بِالسُّوءِ وَالْفَحْشَاءِ وَأَنْ تَقُولُوا عَلَى اللَّهِ مَا لَا تَعْلَمُون
“Sesungguhnya syaithan itu hanya menyuruh kamu berbuat buruk (semua maksiat) dan keji, dan mengatakan tentang Allah apa yang tidak kamu ketahui” [al-Baqarah:169].
- Tabarruj adalah sunnah dari Iblis. Karena dia berusaha keras untuk membuka aurat dan menyingkap hijab mereka, maka tabarruj merupakan target utama (tipu daya) Iblis. Allah Jalaa Jalaaluh berfirman:
يَا بَنِي آدَمَ لا يَفْتِنَنَّكُمُ الشَّيْطَانُ كَمَا أَخْرَجَ أَبَوَيْكُمْ مِنَ الْجَنَّةِ يَنزعُ عَنْهُمَا لِبَاسَهُمَا لِيُرِيَهُمَا سَوْآتِهِمَا
“Hai anak Adam, janganlah sekali-kali kamu dapat ditipu oleh Syaitan sebagaimana dia telah mengeluarkan kedua ibu bapakmu (Adam dan Hawa) dari Surga, dia menanggalkan dari keduanya pakaiannya untuk memperlihatkan kepada keduanya 'auratnya” [al-A’raaf: 27]
- Tabarruj adalah metode penyesatan orang-orang Yahudi. Karena mereka mempunyai peranan besar dalam upaya merusak kehidupan manusia melalui cara memperlihatkan fitnah dan kecantikan wanita, dan mereka sangat berpengalaman dalam bidang ini. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Takutlah kalian kepada (fitnah) dunia, dan takutlah kepada (fitnah) wanita, karena sesungguhnya fitnah pertama yang melanda Bani Israil adalah tentang wanita” [29].
Artikel: www.almanhaj.or.id
_______
Footnote
[1]. Lihat kitab “Taisiirul Kariimir Rahmaan” (hal. 447).
[2]. Kitab “Qawa-‘idul ahkaam” (hal. 2).
[3]. Lihat kitab “Hiraasatul fadhiilah” (hal. 53).
[4]. Kitab “Taisiirul Kariimir Rahmaan” (hal. 489).
[5]. Kitab “al-Hijaabu wa fadha-iluhu” (hal. 3).
[6]. Juga termasuk di dalam rumah jika ada laki-laki yang bukan mahram wanita tersebut.
[7]. Lihat kitab “an-Nihaayatu fi gariibil hadiitsi wal atsar” (1/289) dan “al-Qaamuushul muhiith” (hal. 231).
[8]. Kitab “Fathul Qadiir” (4/395).
[9]. Kitab “Taisiirul Kariimir Rahmaan” (hal. 663).
[10]. Kitab “Hiraasatul fadhiilah” (hal. 44 - 45).
[11]. HR Ibnu Khuzaimah (no. 1685), Ibnu Hibban (no. 5599) dan at-Thabrani dalam “al-Mu'jamul ausath” (no. 2890), dinyatakan shahih oleh Ibnu Khuzaimah, Ibnu Hibban, al-Mundziri dan syikh al-Albani dalam "Silsilatul ahaaditsish shahiihah" (no. 2688).
[12]. Kitab “al-Jaami’ liahkaamil Qur-an” (14/174).
[13]. Kitab “at-Tabarruju wa khatharuhu” (hal. 22).
[14]. Kitab “Majmuu’ul fataawa syaikh Bin Baz” (4/308).
[15]. Al-Fataawa al-imaaraatiyyah.
[16]. Yaitu QS al-Ahzaab: 33, 34 dan ath-Thalaaq:1.
[17]. Lihat kitab “Hiraasatul fadhiilah” (hal. 87).
[18]. Kitab “at-Tabarruju wa khatharuhu” (hal. 6-7).
[19]. Kitab “Majmuu’ul fataawa syaikh Bin Baz” (5/227).
[20]. Hadits pertama riwayat ath-Thabrani dalam “al-Mu’jamush shagiir” (hal. 232) dinyatakan shahih sanadnya oleh syaikh al-Albani dalam kitab “Jilbaabul mar-atil muslimah” (hal. 125), dan hadits kedua riwayat imam Muslim (no. 2128).
[21]. Lihat kitab “Hiraasatul fadhiilah” (hal. 107-108).
[22]. Lihat kitab “al-Hijaabu wa fadha-iluhu” (hal. 4-6) dan “al-‘Ajabul ‘ujaab fi asykaalil hijaab” (hal. 79-80).
[23]. HR Ahmad (2/196) dan dinyatakan hasan oleh syaikh al-Albani dalam kitab “Jilbaabul mar-atil muslimah” (hal. 121).
[24]. HR Ahmad (6/19) dan al-Hakim (1/206), dinyatakan shahih oleh imam al-Hakim, adz-Dzahabi dan syaikh al-Albani dalam kitab “Jilbaabul mar-atil muslimah” (hal. 119).
[25]. Lihat keterangan syaikh al-Albani dalam kitab “Jilbaabul mar-atil muslimah” (hal. 232).
[26]. Dalam kitab beliau “al-Hijaabu wa fadha-iluhu” (hal. 4-6).
[27]. HR ath-Thabrani dalam “al-Mu’jamush shagiir” (hal. 232) dinyatakan shahih sanadnya oleh syaikh al-Albani dalam kitab “Jilbaabul mar-atil muslimah” (hal. 125).
[28]. HSR Muslim (no. 2128).
[29]. HSR Muslim (no. 2742).
_______
Footnote
[1]. Lihat kitab “Taisiirul Kariimir Rahmaan” (hal. 447).
[2]. Kitab “Qawa-‘idul ahkaam” (hal. 2).
[3]. Lihat kitab “Hiraasatul fadhiilah” (hal. 53).
[4]. Kitab “Taisiirul Kariimir Rahmaan” (hal. 489).
[5]. Kitab “al-Hijaabu wa fadha-iluhu” (hal. 3).
[6]. Juga termasuk di dalam rumah jika ada laki-laki yang bukan mahram wanita tersebut.
[7]. Lihat kitab “an-Nihaayatu fi gariibil hadiitsi wal atsar” (1/289) dan “al-Qaamuushul muhiith” (hal. 231).
[8]. Kitab “Fathul Qadiir” (4/395).
[9]. Kitab “Taisiirul Kariimir Rahmaan” (hal. 663).
[10]. Kitab “Hiraasatul fadhiilah” (hal. 44 - 45).
[11]. HR Ibnu Khuzaimah (no. 1685), Ibnu Hibban (no. 5599) dan at-Thabrani dalam “al-Mu'jamul ausath” (no. 2890), dinyatakan shahih oleh Ibnu Khuzaimah, Ibnu Hibban, al-Mundziri dan syikh al-Albani dalam "Silsilatul ahaaditsish shahiihah" (no. 2688).
[12]. Kitab “al-Jaami’ liahkaamil Qur-an” (14/174).
[13]. Kitab “at-Tabarruju wa khatharuhu” (hal. 22).
[14]. Kitab “Majmuu’ul fataawa syaikh Bin Baz” (4/308).
[15]. Al-Fataawa al-imaaraatiyyah.
[16]. Yaitu QS al-Ahzaab: 33, 34 dan ath-Thalaaq:1.
[17]. Lihat kitab “Hiraasatul fadhiilah” (hal. 87).
[18]. Kitab “at-Tabarruju wa khatharuhu” (hal. 6-7).
[19]. Kitab “Majmuu’ul fataawa syaikh Bin Baz” (5/227).
[20]. Hadits pertama riwayat ath-Thabrani dalam “al-Mu’jamush shagiir” (hal. 232) dinyatakan shahih sanadnya oleh syaikh al-Albani dalam kitab “Jilbaabul mar-atil muslimah” (hal. 125), dan hadits kedua riwayat imam Muslim (no. 2128).
[21]. Lihat kitab “Hiraasatul fadhiilah” (hal. 107-108).
[22]. Lihat kitab “al-Hijaabu wa fadha-iluhu” (hal. 4-6) dan “al-‘Ajabul ‘ujaab fi asykaalil hijaab” (hal. 79-80).
[23]. HR Ahmad (2/196) dan dinyatakan hasan oleh syaikh al-Albani dalam kitab “Jilbaabul mar-atil muslimah” (hal. 121).
[24]. HR Ahmad (6/19) dan al-Hakim (1/206), dinyatakan shahih oleh imam al-Hakim, adz-Dzahabi dan syaikh al-Albani dalam kitab “Jilbaabul mar-atil muslimah” (hal. 119).
[25]. Lihat keterangan syaikh al-Albani dalam kitab “Jilbaabul mar-atil muslimah” (hal. 232).
[26]. Dalam kitab beliau “al-Hijaabu wa fadha-iluhu” (hal. 4-6).
[27]. HR ath-Thabrani dalam “al-Mu’jamush shagiir” (hal. 232) dinyatakan shahih sanadnya oleh syaikh al-Albani dalam kitab “Jilbaabul mar-atil muslimah” (hal. 125).
[28]. HSR Muslim (no. 2128).
[29]. HSR Muslim (no. 2742).
Wanita itu Godaan Terbesar bagi Pria
Wanita itu godaan terbesar bagi pria. Benarkah?
Seandainya kita wanita tidak memiliki kecantikan, kedudukan, dan kesempatan seperti apa yang dimiliki Zulaikha. Akan tetapi kita(wanita) harus tahu barangkali tidak ada lelaki saat ini yang mampu menahan fitnah wanita seperti Yusuf.
Jadi hendaklah setiap wanita berusaha menjaga diri dengan menutup aurat,dengan mengetahui adab adab bergaul dengan lawan jenis yang bukan mahram sesuai syari’at islam dan terus bersemangat untuk mempelajari agama yang sempurna ini. Jangan sampai kita (wanita) menyebabkan para lelaki berpaling dari Allah atau menyebabkan mereka bermaksiat kepada Allah. Baik itu suaminya, orang tuanya, saudaranya, ataupun orang lain.
Karena kita (wanita) adalah fitnah terbesar bagi laki laki. Sebagaimana hadits Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang diriwayatkan dari Usamah Bin Zaid. Beliau bersabda,
مَا تَرَكْتُ بَعْدِى فِتْنَةً أَضَرَّ عَلَى الرِّجَالِ مِنَ النِّسَاءِ
“Aku tidak meninggalkan satu godaan pun yang lebih membahayakan para lelaki selain fitnah wanita.” (HR. Bukhari no. 5096 dan Muslim no. 2740)
Kata Imam Nawawi, yang dimaksud godaan wanita ini bisa jadi di dalamnya adalah istri. (Lihat Syarh Shahih Muslim, 17: 50). Karena ada di antara para istri yang membuat suaminya malah jauh dari Allah.
Berdasarkan hadits di atas, Ibnu Hajar mengatakan bahwa wanita adalah godaan terbesar bagi para pria dibanding lainnya. (Fathul Bari, 9: 138). Hal ini dikuatkan oleh firman Allah Ta’ala,
زُيِّنَ لِلنَّاسِ حُبُّ الشَّهَوَاتِ مِنَ النِّسَاءِ
“Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita.” (QS. Ali Imran: 14)
Wanita dalam ayat ini dijadikan bagian dari kecintaan pada syahwat. Wanita disebutkan lebih dulu daripada anak dan kenikmatan dunia lainnya. Ini menunjukkan bahwa wanita itu pokoknya, godaan terbesar adalah dari wanita. (Idem).
Lihatlah pula bahwa Bani Israil bisa hancur pula dikarenakan wanita.
فَاتَّقُوا الدُّنْيَا وَاتَّقُوا النِّسَاءَ فَإِنَّ أَوَّلَ فِتْنَةِ بَنِى إِسْرَائِيلَ كَانَتْ فِى النِّسَاءِ
“Waspadalah dengan dunia, begitu pula dengan godaan wanita. Karena cobaan yang menimpa Bani Israil pertama kalinya adalah karena sebab godaan wanita.” (HR. Muslim no. 2742).
Semoga Allah memberi taufik pada wanita untuk menyadari hal ini, juga bagi para pria selalu waspada, yaitu waspada jangan sampai jauh dari Allah dikarenakan pandangan yang tidak halal dan tergoda dengan hal lainnya pada wanita yang halal maupun yang tidak.
—
Diselesaikan di Panggang, Gunungkidul, 18 Dzulqo’dah 1435 H
Penulis: Ummu Rumaysho dan Abu Rumaysho
Amalan yang Paling Banyak Membuat Masuk Surga
Yang paling banyak memasukkan seseorang ke dalam surga ada dua amalan yaitu takwa dan akhlak yang baik.
Yang terakhir di atas yang amat jarang ditemukan, bahkan pada orang-orang yang sudah kenal agama. Ada yang sudah lama ngaji, sudah sekian duduk di majelis ilmu, namun ia adalah orang yang sering lalaikan amanat. Dengan tampilannya yang jenggotan, namun terlihat sangar (tidak murah senyum) dan kasar. Seolah-olah yang dipentingkan adalah penampilan lahiriyah tanpa memperhatikan akhlak yang santun, amanat dan lemah lembut. Padahal seharusnya dengan rajinnya menuntut ilmu dan sudah menjalankan ajaran Rasul semakin terbimbing pada akhlak yang baik. Karena takwa dan akhlak baik itulah yang mengantarkan pada surga.
Dari Abu Hurairah, ia berkata,
سُئِلَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- عَنْ أَكْثَرِ مَا يُدْخِلُ النَّاسَ الْجَنَّةَ فَقَالَ « تَقْوَى اللَّهِ وَحُسْنُ الْخُلُقِ ». وَسُئِلَ عَنْ أَكْثَرِ مَا يُدْخِلُ النَّاسَ النَّارَ فَقَالَ « الْفَمُ وَالْفَرْجُ »
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ditanya mengenai perkara yang banyak memasukkan seseorang ke dalam surga, beliau menjawab, “Takwa kepada Allah dan berakhlak yang baik.” Beliau ditanya pula mengenai perkara yang banyak memasukkan orang dalam neraka, jawab beliau, “Perkara yang disebabkan karena mulut dan kemaluan.” (HR. Tirmidzi no. 2004 dan Ibnu Majah no. 4246. Al Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih).
Maksud Takwa
Maksud Takwa
Takwa asalanya adalah menjadikan antara seorang hamba dan seseutu yang ditakuti suatu penghalang. Sehingga takwa kepada Allah berarti menjadikan antara hamba dan Allah suatu benteng yang dapat menghalangi dari kemarahan, murka dan siksa Allah. Takwa ini dilakukan dengan melaksanakan perintah dan menjauhi maksiat.
Namun takwa yang sempurna kata Ibnu Rajab Al Hambali adalah dengan mengerjakan kewajiban, meninggalkan keharaman dan perkara syubhat, juga mengerjakan perkara sunnah, dan meninggalkan yang makruh. Inilah derajat takwa yang paling tinggi.
Al Hasan Al Bashri berkata,
المتقون اتَّقَوا ما حُرِّم عليهم ، وأدَّوا ما افْتُرِض عليهم
“Orang yang bertakwa adalah mereka yang menjauhi hal-hal yang diharamkan dan menunaikan berbagai kewajiban.”
‘Umar bin ‘Abdul ‘Aziz berkata,
ليس تقوى الله بصيام النهار ، ولا بقيام الليل ، والتخليطِ فيما بَيْنَ ذلك ، ولكن تقوى اللهِ تركُ ما حرَّم الله ، وأداءُ ما افترضَ الله ،فمن رُزِقَ بعد ذلك خيراً ، فهو خيرٌ إلى خير
“Takwa bukanlah hanya dengan puasa di siang hari atau mendirikan shalat malam, atau melakukan kedua-duanya. Namun takwa adalah meninggalkan yang Allah haramkan dan menunaikan yang Allah wajibkan. Siapa yang setelah itu dianugerahkan kebaikan, maka itu adalah kebaikan pada kebaikan.”
Tholq bin Habib mengatakan,
التقوى أنْ تعملَ بطاعةِ الله ، على نورٍ من الله ، ترجو ثوابَ الله ، وأنْ تتركَ معصيةَ الله على نورٍ من الله تخافُ عقابَ الله
“Takwa berarti engkau menjalankan ketaatan pada Allah atas petunjuk cahaya dari Allah dan engkau mengharap pahala dari-Nya. Termasuk dalam takwa pula adalah menjauhi maksiat atas petunjuk cahaya dari Allah dan engkau takut akan siksa-Nya.”
Ibnu Mas’ud ketika menafsirkan ayat bertakwalah pada Allah dengan sebenar-benarnya takwa yang terdapat dalam surat Ali Imran ayat 102, beliau berkata,
أنْ يُطاع فلا يُعصى ، ويُذكر فلا ينسى ، وأن يُشكر فلا يُكفر
“Maksud ayat tersebut adalah Allah itu ditaati, tidak bermaksiat pada-Nya. Allah itu terus diingat, tidak melupakan-Nya. Nikmat Allah itu disyukuri, tidak diingkari.” (HR. Al Hakim secara marfu’, namun mauquf lebih shahih).
Yang dimaksud bersyukur pada Allah adalah dengan melakukan ketaatan pada-Nya.
Adapun maksud mengingat Allah dan tidak melupakan-Nya adalah selalu mengingat Allah dengan hati pada setiap gerakan dan diamnya, begitu saat berucap. Semuanya dilakukan hanya untuk meraih pahala dari Allah. Begitu pula larangan-Nya pun dijauhi. (Lihat Jaami’ul ‘Ulum wal Hikam, 1: 397-402)
Maksud Akhlak yang Baik
Maksud Akhlak yang Baik
Dalam hadits Abu Dzar disebutkan,
اتَّقِ اللَّهَ حَيْثُمَا كُنْتَ وَأَتْبِعِ السَّيِّئَةَ الْحَسَنَةَ تَمْحُهَا وَخَالِقِ النَّاسَ بِخُلُقٍ حَسَنٍ
“Bertakwalah kepada Allah di mana saja engkau berada. Ikutilah kejelekan dengan kebaikan niscaya ia akan menghapuskan kejelekan tersebut dan berakhlaklah dengan manusia dengan akhlak yang baik.” (HR. Tirmidzi no. 1987 dan Ahmad 5/153. Abu ‘Isa At Tirmidzi mengatakan bahwa hadits ini hasan shahih)
Ibnu Rajab mengatakan bahwa berakhlak yang baik termasuk bagian dari takwa. Akhlak disebutkan secara bersendirian karena ingin ditunjukkan pentingnya akhlak. Sebab banyak yang menyangka bahwa takwa hanyalah menunaikan hak Allah tanpa memperhatikan hak sesama. (Jaami’ul ‘Ulum wal Hikam, 1: 454).
Bahkan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjadikan akhlak yang baik sebagai tanda kesempurnaan iman. Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
أَكْمَلُ الْمُؤْمِنِينَ إِيمَانًا أَحْسَنُهُمْ خُلُقًا
“Orang mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik akhlaknya.” (HR. Abu Daud no. 4682 dan Ibnu Majah no. 1162. Al Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa sanad hadits ini hasan)
Akhlak yang baik (husnul khuluq) ditafsirkan oleh para salaf dengan menyebutkan beberapa contoh. Al Hasan Al Bashri mengatakan,
حُسنُ الخلق : الكرمُ والبذلة والاحتمالُ
“Akhlak yang baik adalah ramah, dermawan, dan bisa menahan amarah.”
Asy Sya’bi berkata bahwa akhlak yang baik adalah,
البذلة والعطية والبِشرُ الحسن ، وكان الشعبي كذلك
“Bersikap dermawan, suka memberi, dan memberi kegembiraan pada orang lain.” Demikianlah Asy Sya’bi, ia gemar melakukan hal itu.
Ibnul Mubarok mengatakan bahwa akhlak yang baik adalah,
هو بسطُ الوجه ، وبذلُ المعروف ، وكفُّ الأذى
“Bermuka manis, gemar melakukan kebaikan dan menahan diri dari menyakiti orang lain.”
Imam Ahmad berkata,
حُسنُ الخلق أنْ لا تَغضَبَ ولا تحْتدَّ ، وعنه أنَّه قال : حُسنُ الخلق أنْ تحتملَ ما يكونُ من الناس
“Akhlak yang baik adalah jangan engkau marah dan cepat naik darah.” Beliau juga berkata, “Berakhlak yang baik adalah bisa menahan amarah di hadapan manusia.”
Ishaq bin Rohuwyah berkata tentang akhlak yang baik,
هو بسطُ الوجهِ ، وأنْ لا تغضب
“Bermuka manis dan jangan marah.” (Lihat Jaami’ul ‘Ulum wal Hikam, 1: 457-458).
Baca selengkapnya di website kami Rumaysho.Com >> http://rumaysho.com/…/amalan-yang-paling-banyak-membuat-mas…
Rabu, 12 November 2014
Harry Potter and The Attachment Grandma
Harry Potter and The
Attachment Grandma
Pada suatu waktu (tentunya sebelum kejadian di Harry
Potter and The Deathly Hallows), sekolah sihir Hogwarts diundang untuk
menghadiri open house sebuah sekolah sihir di Indonesia. Bagi penyihir-penyihir
di daratan Eropa, bisa mengunjungi sekolah sihir di Indonesia merupakan suatu
hal yang sangat jarang terjadi, sebab selama ini para penyihir Indonesia selalu
menutup diri dari dunia luar, sehingga kesaktian mereka kerap kali menjadi
misteri. Pada acara tersebut rencananya akan diadakan pertandingan-pertandingan
dari berbagai macam cabang sihir dan juga pertandingan persahabatan Quidditch.
Tentu saja seeker terbaik Hogwarts, Harry Potter diikutsertakan dalam
pertandingan itu, bersama dengan pemain Quidditch terbaik lainnya yang dipiih
dari seluruh asrama. Mereka benar-benar tak punya bayangan pemain Quidditch
seperti apa yang dimiliki Indonesia, sebab olahraga ini masih terbilang asing
bagi penyihir Indonesia.
Kereta sihir Hogwarts terbang di atas daerah tropis di
garis khatulistiwa, sementara langit malam yang gelap dapat terlihat dari
jendela kereta dimana Harry, Hermione, dan Ron duduk sambil melamun.
“Selamat datang di negeri eksotis,” gumam Ron, memecah
lamunan mereka.
“Well, aku merasa kita akan segera melihat
makhluk-makhluk sihir yang tak pernah kita lihat sebelumnya,” ucap Hermione
sambil membolak-balik sebuah buku tebal setebal buku telepon.
“Apa maksudmu, Hormon?” tanya Harry dengan suara yang
aneh.
“Hermione!” protes Hermione diikuti oleh suara tawa
cekikikan Ron.
“Harry baru saja memakan coklat Namus Scramblus, dia
tidak akan bisa mengucapkan nama orang dengan benar selama tiga hari tiga
malam,” Ron menjelaskan sambil menahan tawa.
“Dan kau yang memberikan coklat itu?” tanya Hermione
sambil melirik pada Ron.
“Not really….”
“Hei, Hormon, kau belum menjawab pertanyaanku,” ujar
Harry.
Hermione memukul wajah Harry dengan buku tebal di
tangannya sebanyak tiga belas kali, menimbulkan luka yang cukup serius, namun
tidak menyembuhkan kutukan Namus Scramblus yang ada di lidah Harry saat ini.
Harry hanya bisa pasrah dengan perlakuan yang ia terima sambil kemudian
menangkap buku tebal itu saat Hermione melemparnya.
“Hantupedia: Ensiklopedia hantu dan makhluk-makhluk sihir
di Indonesia,” Harry membaca judul yang tertera di buku itu dengan lantang.
“Sst… jangan keras-keras, aku merasa salah satu dari
mereka akan mendatangi kita,” ucap Hermione sambil memberi isyarat dengan
tangannya.
Mereka bertiga memasang telinga baik-baik, berusaha
mendengarkan suara-suara halus yang nyaris tak terdengar. Selain mereka
bertiga, tampaknya para murid yang lain sudah tertidur lelap, sementara para
guru berada di gerbong yang lain, sehingga suasana menjadi begitu hening. Di
antara suara mesin kereta yang digerakan dengan tenaga sihir, terdengar pelan
suara sesuatu yang bergesekan, atau lebih tepatnya seperti sesuatu yang
diseret. Suara itu semakin lama semakin terdengar jelas, pertanda bahwa makhluk
apapun yang membuat suara itu sudah semakin dekat dengan tempat duduk mereka.
Tidak sampai satu menit kemudian, sesosok perempuan
berbaju perawat lewat di samping mereka. Perempuan itu tidak berjalan,
melainkan menyeret tubuhnya sendiri di lantai dengan gerakan yang pelan namun
berat. Tubuh makhluk itu dipenuhi darah dan kotoran, beberapa bagian bajunya
tampak terkoyak-koyak. Harry, Hermione dan Ron menatap makhluk itu sambil
menahan nafas. Suasana pun menjadi tegang, sementara Hermione mengambil
Ensiklopedia dari tangan Harry dan mencari-cari data mengenai makhluk itu.
“Ah, ini dia. Nama makhluk itu adalah Suster Ngeshoot,”
bisik Hermione.
“Apa artinya?” tanya Ron sambil melirik.
“Dalam Bahasa Inggris, berarti Sliding Nurse,” jawab
Hermione.
“Sliding Nurse?” gumam Harry, ia merasa bisa mengucapkan
nama itu dengan benar, sebab itu bukan nama manusia.
“Benar-benar eksotis,” gumam Hermione lagi.
Di belakang makhluk itu, sesosok raksasa tinggi besar
muncul dan menimbulkan suara berdebam yang keras setiap kali melangkah. Makhluk
itu tercatat sebagai Buto Ijo atau The Blind Green, masih merupakan kerabat
jauh dari Troll. Di belakang The Blind Green, sekelompok anak kecil berkepala
botak berlarian ke sana ke mari sambil sesekali mengambil dompet para murid
yang tertidur. Makhluk-makhluk itu teridentifikasi sebagai Tuyul atau
Indonesian Pickpocket Dwarf, spesialisasi dalam mencuri uang. Di belakangnya
lagi, seekor babi sihir sedang menggesek-gesekkan tubuhnya ke setiap pintu
gerbong. Babi itu tercatat sebagai Babi Ngepet, atau dalam Bahasa Inggris
dikenal dengan Itchy Boar, spesialisasi juga dalam mencuri uang—seperti orang
Indonesia pada umumnya.
Mereka bertiga tidak hentinya berdecak kagum saat melihat
parade makhluk-makhluk sihir asal Indonesia itu. Namun mereka tak mampu lagi
berdecak kagum ketika makhluk-makhluk yang lebih menyeramkan muncul, misalnya
ketika Sundal Bolong atau Hollow Bitch menatap mereka dan memperlihatkan
punggungnya yang berlubang penuh darah, sambil makan sate seratus tusuk. Atau
ketika Child of Kunti menghampiri mereka dan mencekik Harry.
“Expeliarmus!” Ron berusaha menyerang makhluk itu, tapi
ternyata tidak mempan.
“Tampaknya mantra semacam itu tidak berguna, kita harus
mencari mantra yang lebih lokal!” ucap Hermione sambil membolak-balik halaman
bukunya, sementara Harry sudah hampir mati kehabisan nafas.
Setelah hampir sepuluh menit, akhirnya Hermione menemukan
juga sebuah mantra lokal yang mungkin bisa ia gunakan untuk mengusir makhluk
berbahaya itu.
“Ini dia!”
“Cepatlah! Wajah Harry sudah terlihat seperti
Kau-Tahu-Siapa, begitu buruk,” ucap Ron.
“A… ana kidung rumeksa ing wengi, teguh hayu huputa ing
lar. Luputa bilahi jin setan datan purun, paneluhan tan ana wani miwah panggawe
ala,” Hermione mengambil nafas sebelum melanjutkan mantranya, ia tidak biasa
merapal mantra yang panjang dan berbahasa aneh seperti itu.
Sementara itu, Harry sudah hampir mati dicekik Child of
Kunti sejak sepuluh menit yang lalu, wajahnya sudah membiru dan matanya
melotot, “Ho… Hormon… cepattt… cepat…,”
“Gu… gu… gumaning wong luput, geni atemah tirta, maling
adon tan ana ngarah ing mami, guna duduk pan sirna!” lalu Hermione mengayunkan
tongkat sihirnya.
Child of Kunti tertawa cekikian dengan suara yang
melengking, setelah itu baru ia melepaskan tangannya dari leher Harry. Harry
terbatuk-batuk sambil memegangi lehernya yang terasa sakit bukan main, sementara
itu Child of Kunti meninggalkan mereka bertiga dan bergabung dengan rombongan
hantu lainnya yang sudah bergerak ke gerbong berikut. Mereka bertiga akhirnya
bisa bernafas dengan lega—kecuali Harry. Untunglah setelah itu tak ada lagi
rombongan hantu yang lewat sehingga mereka bisa beristirahat dan tertidur
pulas. Namun sayangnya, Hermione tidak menyadari bahwa mantra yang tadi ia
bacakan selain berfungsi untuk menghilangkan pengaruh sihir juga berguna untuk
mempermudah jodoh. Itulah mengapa dari luar jendela kereta, Child of Kunti
terus memandangi Harry tanpa berkedip….
Chapter 2The Witch Which Watches Who Wears Watch Wich is
a Bitch
Esok paginya, rombongan Hogwarts telah sampai di tempat
yang ditunjukkan oleh surat undangan sihir. Mereka semua turun dari kereta
dipimpin oleh para guru dan kemudian berhenti di depan sebuah papan besar yang
berhiaskan tengkorak manusia dan bertuliskan: PADEPOKAN ILMU GAIB GUNUNG MERAPI
(sedang dalam renovasi, hati-hati banyak jenglot berkeliaran). Di sebelahnya
ada terjemahan dalam Bahasa Inggris yang tampaknya baru saja dibuat: WIZARDRY
AND BLACK MAGIC SCHOOL OF MOUNT MERAPI (renovation in progress, beware of
Ugly-Looking-Long Haired-Vampiric-Living-Mini-Voodo-Doll).
“Tempat yang menyeramkan, bukan begitu?” ujar Dumbledore
ketika Severus Snape menghampirinya.
“Ah, kurasa demikian,” Snape memicingkan matanya dan
menatap puncak gunung merapi.
“Kita harus menjauhkan anak-anak dari
Kita-Tidak-Tahu-Siapa,” ucap Dumbledore lagi.
“Ya. Dia adalah Seseorang-Yang-Namanya-Tak-Bisa-Disebut-Karena-Sekalipun-Kita-Ingin-Menyebutnya-Kita-Tidak-Tahu-Siapa-Namanya-Atau-Bahkan-Siapa-Dia,”
Snape lalu menghela nafas dan berdeham pelan.
“Untuk itulah kau ada di sini, Severus.”
“Jangan khawatir, anak-anak ada dalam pengawasanku.
Terutama bocah itu.”
Beberapa menit kemudian, mereka sudah berada di dalam
Padepokan, dan kini mereka menyaksikan sebuah lapangan besar yang merupakan
arena pertandingan Quidditch dan pertandingan lain yang akan diadakan. Di salah
satu sudut stadion, para pendukung tim Quidditch Indonesia bersorak-sorai dan
membuat keributan, mereka tampak begitu brutal sehingga bagian tempat duduk
mereka harus dijaga dengan segel sihir tingkat tinggi. Harry dapat melihat
sekelompok supporter Quidditch yang membawa bendera bertuliskan Viking sedang
adu mulut dengan kelompok supporter lain yang membawa bendera bertuliskan The
Jak. Keributan mereka semakin lama semakin parah, sehingga seorang pengawas
keamanan harus menyetrum mereka dengan listrik sihir bertegangan tinggi.
Harry duduk di antara Severus Snape dan Dumbledore. Sejak
masuk ke dalam sini ia sudah merasa tak nyaman dengan cara Snape mengawasinya,
seolah-olah ia tak pernah sedetikpun melepaskan pandangannya. Di sebelah kanan
Harry, Albus Dumbledore sedang mengelus-ngelus jenggotnya yang berwarna putih
sambil menonton pertandingan pertama yang akan digelar. Quidditch ada di
rangkaian pertandingan ke-empat, jadi Harry punya banyak waktu untuk menonton
pertandingan sebelumnya.
Pertandingan pertama adalah Transfigurasi, yaitu
kemampuan untuk merubah diri sendiri menjadi bentuk lain, misalnya
binatang–dikenal juga dengan istilah Animorph. Seorang siswa Hogwarts yang
cukup berbakat maju ke tengah lapangan dan menunjukkan kemampuannya, dalam
sekejap saja ia telah berubah menjadi seekor kucing hitam yang lincah. Beberapa
saat kemudian, seorang siswa yang lain langsung berubah menjadi seekor
kelelawar yang bisa terbang kemana-mana. Para pendukung dari Hogwarts
memberikan tepuk tangan meriah, sementara para pendukung dari Indonesia tak
henti mencacinya.
“Siapa yang paling hebat? Padepokan Merapi yang terkuat…,
ganyang Hogwarts! Ganyang Hogwarts!” begitulah bunyi yel-yel mereka.
Ketika tiba giliran Padepokan Merapi, seorang anak
laki-laki berumur lima belas tahun maju ke tengah lapangan dan memperkenalkan
diri sebagai Ki Karang Anom. Ia lalu merapal sebuah mantra, dan seketika itu
juga ia berubah menjadi sesosok makhluk. Bukan kelelawar, bukan kucing, apalagi
tikus; ia berubah menjadi Tyranosaurus! Siswa-siswi Hogwarts terdiam, mereka
tidak menyangka ada kemampuan seperti itu, bahkan para guru Hogwarts pun dibuat
terkejut. Tidak hanya sampai disitu, Tyranosaurus itu pun berubah lagi menjadi
seekor kalajengking raksasa yang tidak memiliki bayangan dan memiliki kontras
warna yang berbeda dengan lingkungan sekitarnya.
“Mencengangkan…,” gumam Snape.
“Aku belum pernah melihat sihir semacam itu sebelumnya,”
tambah Dumbledore.
“Tak bisa dipercaya, seolah dibuat dengan efek komputer,”
ujar Harry.
Setelah pertunjukan pembuka itu, tibalah saatnya bagi
Kepala Sekolah Padepokan Merapi untuk memberi kata sambutan dan ucapan selamat
datang. Kepala Sekolah Padepokan Merapi ternyata adalah seorang wanita, sama
tuanya dengan Dumbledore, namun memiliki wajah yang lebih menakutkan dan
berpakaian serba hitam. Dumbledore seketika itu juga gemetar, begitu pula
dengan Snape. Seseorang-Yang-Kita-Tidak-Tahu-Siapa ternyata adalah
Mereka-Tahu-Siapa.
“Wanita… wanita itu…,” gumam Dumbledore cemas, keringat
menetes di pelipisnya.
“Ini berbahaya. Aku tidak menyangka dialah kepala sekolahnya,”
ucap Snape.
“Siapa dia?” tanya Harry penasaran.
“Dia adalah… Mak Lampir…,” jawab Dumbledore.
“Atau dalam Bahasa Inggris dikenal sebagai, Attachment
Grandma,” tambah Snape.
Setelah beberapa kali melakukan check sound, Mak Lampir
akhirnya memulai pidato penyambutannya. Pertama-tama, ia mulai dengan tertawa
sepuas-puasnya, kurang lebih selama sepuluh menit, baru setelah itu ia mulai
berbicara.
“Tamu undangan dari sekolah Hogwarts yang kami hormati,
senang sekali rasanya bisa menjamu kalian di sekolah kami yang megah ini. Sudah
lima ratus tahun kami tidak pernah mengundang siapapun ke dalam sekolah ini,
ini adalah kehormatan buat kalian. Dahulu kala, ketika negara kalian menjajah
negara kami, kami sebagai para penyihir tak pernah tinggal diam. Kami selalu
pro-aktif dalam menjalankan berbagai konspirasi, yang kadang berpihak kepada
penguasa, kadang berpihak kepada para pejuang. Lalu setelah Indonesia merdeka,
kami pun tetap berperan di balik layar, mengendalikan para penguasa, pejabat,
dan infotainment. Oleh karena itu, saya selaku kepala sekolah di tempat ini,
ingin memberikan satu wejangan: Jas Hitam! Jangan sekali-sekali meremehkan ilmu
hitam! Hahahahaha….“
Pidato Mak Lampir ditutup dengan tertawa bersama-sama
kurang lebih selama lima belas menit—itulah mengapa penjual permen pelega
tenggorokan begitu laku di stadion ini— setelah itu ia pun terbang dan
menghilang di balik stadion. Susunan acara selanjutnya dibacakan oleh seorang
MC tamu, yaitu Laksmini Pendekar Seksi dari Gunung Lawu.
Snape dan Dumbledore terlihat semakin gelisah, terlihat
dari tatapan mata Snape yang semakin tajam dan Dumbledore yang mengelus
jenggotnya semakin cepat. Sementara itu Harry juga tampak gugup, karena
sebentar lagi ia harus bertanding Quidditch melawan penyihir-penyihir Indonesia
yang tampak menyeramkan itu.
“Tampaknya aku harus pergi,” ujar Snape.
“Baiklah, lakukan apa yang seharusnya dilakukan,” ucap
Dumbledore sambil mengelus jenggotnya dengan gerakan semakin cepat.
Snape mengangguk pelan, lalu segera bangkit dari tempat duduknya.
Namun sebelum ia pergi, ia menatap Harry sekali lagi, “Potter, tetap di sini,
jangan pergi kemana-mana.”
“Tapi sebentar lagi aku harus bertanding,” ujar Harry.
“Aku tidak peduli,” ucap Snape ketus.
“Profesor Dumb…?” Harry meminta pembelaan dari Dumbledore,
tapi ia malah ditampar oleh Dumbledore menggunakan jenggotnya.
“Jangan memanggilku begitu, itu membuatku terdengar
bodoh!”
“Ma.. maaf, Profesor Dumb, tapi aku terkena sihir Na…,”
Harry ditampar lagi oleh jenggot Dumbledore,
berkali-kali. Sementara itu, Snape langsung pergi ke belakang stadion, menuju
sebuah lorong gelap yang sepi.
***
Lorong itu sangat gelap dan hanya diterangi oleh cahaya
lampu petromak di dindingnya, selain itu bau kemenyan terasa begitu menyegat
dan memenuhi setiap bagan lorong. Ketika Snape melangkah lebih jauh lagi, ia
menemukan sebuah nampan berisi makanan ringan, ayam, dan nasi. Ia bergumam
pelan, menggerutu tentang bagaiman penyihir Indonesia terlalu berbaik hati
kepada makhluk-makhluk sihir mereka. Gerutuan Snape berhenti ketika dari
kejauhan ia melihat sesosok penyihir yang sedang ia cari-cari.
“Attachment Grandma…,” ucap Snape pelan sambil
menghampiri sosok Mak Lampir di lorong itu.
Mak Lampir berbalik, lalu tertawa terbahak-bahak—jenis
tawa yang sudah dipatenkan agar tak ditiru oleh penyihir Malaysia. Kemudian ia
menatap Snape, seolah sudah begitu lama mengenalnya, begitu mendalam, begitu
penuh kenangan.
“Ah…, Siphilis Snake!” ucapnya.
“Severus Snape!” ucap Snape kesal.
Mak Lampir tertawa lagi, lalu memukul-mukulkan tongkat
kepala manusianya ke atas lantai. Ia mengambil sirih dan mengunyahnya.
Terkadang ia memang lebih dikenal sebagai nenek sirih daripada nenek sihir.
“Ki Sanak, sudah lama kita tak berjumpa,” ucap Mak
Lampir.
“Aku bukan Ki Sanak!” Snape semakin kesal.
Mak Lampir tertawa lagi, kali ini sampai
terbatuk-batuk—tampaknya ia menelan sirihnya.
Bagaimana? Kau suka sekolahku? Mungkin sebaiknya kau
pindah saja ke sini, tampangmu lebih cocok di sekolah ini,” ucap Mak Lampir,
lalu tertawa, lagi.
“Tempat ini, penuh dengan aroma kegelapan. Ya, mungkin
cocok untukku,” jawab Snape tenang.
“Hmm…, bagaimana kabar Dumb-Ble-Dore itu? Tadi aku
melihatnya dari lapangan, ia masih bersama anak itu ya?”
“Ya,” diam-diam Snape menyiapkan tongkat sihir di balik
jubahnya, “dan sekarang aku mulai berpikir, tentang tujuanmu yang sebenarnya
mengundang kami ke sini.”
“Tentu saja untuk studi banding. Sekolah kami sedang
berusaha untuk mendapatkan lisensi sekolah sihir standar internasional atau
SSSI, makanya kami ingin studi banding dengan kalian. Tapi tampaknya kalianlah
yang harus belajar dari kami,” ia tertawa lagi.
“Jangan bohong kepadaku. Aku tak akan membiarkan kau
menyentuh anak itu!”
Snape mengeluarkan tongkat sihirnya dan akan membaca
mantra, tapi ternyata Mak Lampir memiliki gerakan yang lebih cepat.
“Amburadul!” ucap Mak Lampir sambil menggoyangkan
tongkatnya.
Seketika itu juga, sebuah sinar hijau keluar dari kepala
tengkorak di tongkat Mak Lampir dan langsung menghantam Snape. Ia tersungkur
dan merasakan sesuatu perubahan telah terjadi pada tubuhnya. Ia kaget bukan
main ketika menyadari bahwa susunan tubuhnya telah berubah. Kaki di kepala,
kepala di kaki. Mata ada di mata kaki, sementara mata kaki ada di mata.
Sementara itu Mak Lampir tertawa puas, suara tawanya dapat memekakkan telinga
Snape yang kini sudah berada di pantatnya.
“Kau jauh lebih lemah dariku. Aku ini Date Eater,
terutama saat berbuka puasa,” ucap Mak Lampir, “kau sendiri tahu bahwa
kekuatanku lebih unggul, bahkan dari Voldemort sekalipun.”
“Kalau memang kau sekuat dan sekejam itu, kenapa kau
tidak membunuhku saja?” tanya Snape sambil mengejek. Mulutnya kini ada di
dengkul.
“Tentu saja karena kau masih dibutuhkan di buku Harry
Potter episode selanjutnya, bodoh! Apa harus kuberikan spoiler tentang siapa
yang akan membunuhmu nanti?” ucap Mak Lampir sambil mengetuk-ngetukkan
tongkatnya.
“Ja… jangan.”
Mak Lampir tertawa lagi, seolah 75% waktu hidupnya ia
habiskan hanya untuk tertawa—dan karena dia immortal, maka itu akan sangat lama
sekali. Kemudian ia berjalan melewati Snape yang masih dalam keadaan amburadul,
ia keluar menuju lapangan dimana pertandingan Quidditch sedang berlangsung,
dimana Harry tengah bertanding.
Karya
: Leurisa Mayangshita
Langganan:
Postingan (Atom)